IMLEK Hari Raya Agama-kah ....???



Selamat Pagi...
Kenapa Imlek Dirayakan di Vihara?Padahal Bukan Hari Raya Agama Buddha?

Tidak sedikit orang yang salah mengartikan Imlek sebagai hari raya agama Buddha karena banyak vihara yang merayakannya.
Padahal Imlek bukanlah hari raya suatu agama, bukan juga hari raya agama Buddha, Tao, ataupun Khong Hu Chu.

Imlek merupakan suatu perayaan tradisi menyambut musim semi dan berakhirnya musim dingin yang dilakukan oleh suku bangsa Tionghoa di Tiongkok (China), yang dalam perkembangannya ditetapkan sebagai hari penggantian tahun.

Imlek berasal dari dialek Hokkian, artinya ‘kalender lunar’ (Im= lunar atau bulan; Lek = kalender). Dalam dialek Mandarin Imlek adalah ‘YINLI’.
Dengan demikian tahun baru Imlek artinya tahun baru yang dihitung berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi.

Tahun baru imlek adalah tahun barunya semua orang Tionghoa, terlepas dari agama apa pun yang dianutnya. Orang Tionghoa yang sudah berpindah agama apa pun tetap Boleh merayakannya tanpa terkecuali !.

Kesalahpahaman mengenai anggapan bahwa Imlek adalah perayaan agama Buddha / Khong Hu Chu / Tao  oleh sebagian besar orang, khususnya di Indonesia, didasari oleh kurangnya informasi yang benar dan melekatnya stigma dan sikap penyamarataan bahwa warga keturunan etnis Tionghoa pastilah beragama Buddha, Tao atau Khong Hu Chu, dan agama Buddha adalah agama khusus warga keturunan etnis Tionghoa.

Sehingga ketika umat Buddha Indonesia yang sebagian besar terutama di perkotaan adalah keturunan etnis Tionghoa merayakan Imlek, maka sebagian besar orang beranggapan bahwa Imlek adalah hari raya agama Buddha. Padahal bukan.

Dalam sebuah video yang diunggah di Youtube, Bhikkhu Uttamo menjelaskan, “Umat Buddha bukanlah agama yang menentang tradisi. Umat Buddha boleh menjalankan tradisi Imlek.
Ada yang suka menjalani tradisi Tionghoa, boleh dijalani. Bagi umat Buddha yang bukan berasal dari tradisi Tionghoa, tidak dijalankan juga tidak apa-apa karena bukan keharusan.”

“Agama Buddha tidak berhubungan langsung dengan tradisi Tionghoa, tetapi agama Buddha tidak melarang umatnya untuk melaksanakan tradisi umatnya masing-masing,” lanjut Bhante.

Bagi umat Buddha dari etnis Tionghoa diperbolehkan melaksanakan tradisi Tionghoa, sebaliknya umat Buddha dari etnis Jawa pun diperbolehkan melaksanakan tradisi Jawa. Begitu pula dari tradisi lain.

Sementara itu Firman Lie, seorang pelukis, memotret Imlek dari sudut pandang budaya.

Menurutnya, “Imlek adalah merayakan datangnya musim semi di China, tidak ada kaitannya dengan agama. Tapi karena yang beragama itu kan manusia, maka manusianyalah yang ingin merayakan dengan agamanya, termasuk umat Buddha yang keturunan Tionghoa.”

Meskipun bukan hari raya agama Buddha, Firman Lie melihat ada beberapa tradisi Imlek yang selaras dengan ajaran Buddha, misalnya tradisi hormat dan mengingat jasa leluhur yang sudah meninggal.

Kebiasaan saling bersilaturahmi seperti halnya saat Lebaran bagi umat Muslim juga merupakan tradisi baik yang patut dilestarikan.

Bhante Uttamo menghimbau agar Imlek jangan hanya diisi dengan sembahyang dan pesta makan-makan saja, melainkan dijadikan moment untuk merenung dalam setahun lalu apa yang sudah kita lakukan. Apa yang sudah baik dipertahankan dan terus dikembangkan, apa yang buruk ditinggalkan.

#Copas#https://www.facebook.com/divnaritha

Selamat Tahun Baru Imlek 2018 !

Semoga semua teman2, saudara, keluarga selalu sehat, sejahtera, dan bahagia !

GONG XIE FAT COY
SIN NIEN GUAI LEK

Tak ada Judul Yang Pantas Di Tulis

Semua orang mengucapkan hari Valentin
Bagiku , hari kasih sayang itu selalu ada setiap hari....
Kasih sayang itu selalu ada setiap waktu....

Bagiku hari spesial itu adalah :
Dimana ada perbedaan agama ,di situ kita bisa berbagi kasih.
Dimana ada perbedaan suku,di situ kita bisa berbagi cerita.
Dimana ada perbedaan ras, disitu kita bisa saling mencintai.
yang jelas selalu berada di dalam satu bendera Merah Putih



Kasih itu ketika kita berada di dalam satu bendera dan Pancasila

Mengapa kita harus membedakannya jika kita bisa hidup saling berdampingan ?Mengapa kita harus membedakannya ketika kita bisa saling menghargai ?Agama boleh bedaSuku dan kepercayaan boleh bedaTetapi jika bendera kita sama Merah Putih Bukankah itu tandanya kita satu hati

SUPERMOON DI LIHAT DARI SURABAYA

Apakah ada yang melihat fenomena seperti ini setelah Akhir Total Gerhana Bulan pukul 21 : 07:51  dan memasuki Akhir Gerhana pada pukul 22:11:11 

Penampakan Supermoon yang berbeda di Surabaya

Gambar diatas menunjukan Awal Gerhana

Berdasar keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), mengenai jadwal penampakan gerhana bulan total pada hari rabu tanggal 31 Januari 2018 awal Gerhana  pada pukul 18:48 : 22 WIBAwal Total pada pukul 19 : 51:42 WIBPuncak Gerhana pada pukul 20 : 29 : 46 WIBAkhir Total 21 : 07 : 51 WIB 
Akhir Gerhana 22:11:11 WIB


Gambar di sebelah kiri menunjukan puncak Gerhana











yang aneh yang terjadi saat di lihat dari kota surabaya  adalah ketika mulai terjadinya Akhir Total Gerhana













Gambar di bawah ini menunjukan Akhir Gerhana
Di gambar ini bisa kita lihat ada 2 bulatan saat terjadinya Akhir Gerhana Bulan

SALAH MANUSIAKAH ATAU PENCIPTANYA

Sadarkah teman- teman saat Tuhan memberikan rahmatnya, manusia itu selalu mengeluh bahkan di pakai bercanda dan saat kita manusi...